Petroleum Progress Keuntungan & Tantangan Minyak Dunia di Tengah Volatilitas Harga
Ruang Bau Bau Petroleum Progress Para raksasa minyak menghadapi roller-coaster keuangan: meski mengalami penurunan pendapatan, beberapa masih mampu mencetak keuntungan besar dan membagikan dividen lewat strategi penyesuaian dan efisiensi.
BP & Performa Triwulanan
-
BP membukukan performa kuat di segmen perdagangan minyak dan produksi dari aset shale AS, membuat sahamnya naik +3,4% setelah rilis kuartal II yang meyakinkan
-
Namun, pendapatan triwulanan tetap terpukul oleh pelemahan harga minyak dan gas, dengan H1 2025 mencatat kerugian potensial hingga US$1,1 miliar, dan taksiran impairment mencapai US$1,5 miliar .

Baca Juga: Dalam Sepekan, Enam Motor Raib di Perumahan Tembong Swarna City Kota Serang
Petroleum Progress ExxonMobil & Chevron: Indikasi Penurunan Profit
-
ExxonMobil memperingatkan potensi penurunan laba Q2 senilai US$1‑1,9 miliar, akibat pelemahan harga minyak dan gas, sebelum laporan keuangan resmi 1 Agustus
-
Pada Q1 2025, laba ExxonMobil mencapai US$7,7 miliar—angka yang masih sehat namun menurun dibanding H1 2024—ditunjang oleh produksi AS & Guyana yang tinggi
-
Sementara Chevron mencatat penurunan laba sebanyak sepertiga YoY menjadi US$3,5 miliar di Q1, sebagian akibat margin yang menurun dan pendapatan downstream melemah
Raffinasi: Margin Turun, Tapi Ada Rekuan Sementara
-
Marathon Petroleum berhasil mempertahankan performa meski berada di tengah tren negatif, mengantongi RS rating 84, indikasi kekuatan harga saham yang solid
-
Marjin raffinasi global mengalami lonjakan jangka pendek hingga US$8,37 per barel pada Mei, mendorong keuntungan refiners walau tren umum menurun
-
Namun secara umum, industri downstream menghadapi tekanan: beberapa raffinader mengalami kerugian di Q1 2025, termasuk Marathon, Valero, dan Phillips 66
Laporan Keuangan Besar & Lima Tahun Terakhir
-
Total laba gabungan delapan perusahaan minyak besar menurun 16% dari US$259 miliar (2023) menjadi US$218 miliar (2024) .
-
Di Q1 2025, gabungan laba delapan raksasa global juga turun 21%, menjadi US$31 miliar dari US$39 miliar di periode sebelumnya .
-
Faktor utama: harga minyak yang lebih rendah (~US$60–70/barel), margin raffinasi menurun, biaya eksplorasi naik, dan tekanan tarif serta regulasi .
Petroleum Progress Tren Perusahaan: Fokus pada Marjin dan Cash Return
-
Banyak perusahaan, termasuk BP dan Shell, mengalihkan fokus dari investasi energi hijau menuju penguatan produksi minyak dan gas, serta penjualan aset untuk mengurangi utang
-
Pembayaran dividen dan share buybacks tetap tinggi: pada 2022, lima “super majors” menyalurkan dana hampir US$104 miliar kepada pemegang saham, dan tren ini berlanjut meski laba menurun OMC (Oil Marketing Companies) di India menghadapi margin yang menyusut—dari US$20 menjadi US$12–14 per barel pada FY2025—lebih dekat pada rata‑rata 10 tahun