, ,

Bawaslu Ungkap Tantangan Perempuan Jadi Pengawas Pemilu saat Bedah Buku di Baubau Sulawesi Tenggara

oleh -105 Dilihat

Bau Bau -Bawaslu Ungkap Tantangan Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia atau Bawaslu RI bedah buku Srikandi Mengawasi Pemilu di Kota Baubau Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Bedah buku digelar Bawaslu RI di Nirwana Buton Villa, pada Kamis (25/9/2025).

Lokasi ini berjarak 11 kilometer dari kantor Wali Kota Baubau Jalan Raya Palagimata, Lipu, Kecamatan Betoambari, dengan waktu tempuh 20 menit menggunakan mobil atau motor.

Kota Baubau dapat ditempuh dengan perjalanan laut naik kapal feri sekira 8 jam dari Pelabuhan Nusantara Kendari menuju Pelabuhan Murhum.

Buku ini berjudul Srikandi mengawasi kisah perempuan pengawas pemilihan umum (pemilu) dalam mengawasi Pemilu 2024.

Buku antologi itu terdiri dari 30 penulis yang merupakan anggota Bawaslu perempuan daerah dan pusat.

Berisi mengenai rekam jejak perjuangan perempuan pengawas pemilu yang ada di Indonesia.

Baca Juga : Aksi Demo di Bandara Betoambari Baubau Sulawesi Tenggara, Massa Bakar Ban dan Blokir Pintu Masuk

Bawaslu Ungkap Tantangan
Bawaslu Ungkap Tantangan

Juga perlawanan melawan stigma gender dalam pengawasan, mengawal suara yang tidak terdengar dan peran perempuan menciptakan pemilu yang inklusif.

Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat dan Hubungan Masyarakat Bawaslu RI, Loly Suhenti mengatakan bedah buku yang digelar mengupas 30 kisah perjuangan perempuan pengawas Pemilu 2024.

“Seringkali ada anggapan perempuan Pengawas Pemilu itu kerjanya tidak lebih baik dari yang laki-laki, tidak bisa menyamai yang laki-laki,” ungkapnya saat diwawancarai.

Kata dia, 30 kisah tersebut membantah asumsi serta dapat langsung dirasakan oleh para pembaca mengenai cara para pengawas pemilu mengatasi tantangan.

“Yang ingin disampaikan dalam buku ini, semua warga negara laki-laki atau perempuan tentu saja bisa melakukan pengawasan baik sebagai Bawaslu atau masyarakat,” tambahnya.

Menurutnya kemajuan demokrasi berada di tangan setiap orang dan tidak terpatok pada gender.

Lolly mengungkapkan tantangan yang dihadapi sebenarnya sama dengan yang dihadapi laki-laki.

Namun sebab budaya patriarki masyarakat cukup tinggi, membuat tantangan para perempuan bertambah.

“Memang stereotip atau pandangan-pandangan negatif ini tidak perlu direspon dengan berlebihan tetapi dibuktikan dengan kinerja,” tutupnya.

Shoppe Mall

No More Posts Available.

No more pages to load.